Just another free Blogger theme

"Ajar ilmu saking kamardikaning ati" di BLOGNYA Mas Tri Adi Susanto CGP 08

KEGIATAN PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

  • Lokakarya
  • Pendampingan Individu

Rabu, 14 Juni 2023

 

1.2.a.5.1. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 – Presentasi

Selasa, 06 Juni 2023

Durasi : 3 JP
Moda :  pertemuan tatap maya - Presentasi

Kelas B : 12.30 - 14.45 WIB

Kelas A :  15.15 - 17.30 WIB

Setelah menyelesaikan tugas ruang kolaborasi bersama kelompok, CGP pada sesi pertemuan tatap maya ini bersama kelompok mempresentasikan hasil kolaborasi di depan kelompok lain dan fasilitator.

Kegiatan presentasi dan diskusi ini dengan pembagian:

                                               

Presentasi kelompok 2:

Pada kegiatan ini kelompok 2 mempresentasikan pada kesempalatan kedua. Dalam kegiatan ini mendapat tanggapan dari kelompok 3 dan pertanyaan dari kelompok 1.

Kelompok 3 (Dwi Widiyono): Mengapa pada kompetensi pengembangan diri belum terlihat akhlak mulia dan bertaqwa?

Tanggapan dari pertanyaan: Bidang ketaqwaan sudah dilaksanakan sehari-hari, fokus pada pengembangan diri dan orang lain

Contoh rancangan kegiatan Nilai dan Peran bersama kelompok 2:

Nilai kolaboratif, inovatif, mandiri dan berpihak pada murid serta dengan peran mendorong kolaborasi, kegitannya:

  1. Membentuk kelompok belajar guru
  2. Berbagai pengalaman dalam wadah tersebut
  3. Mengoptimalkan wadah kelompok kerja atau belajar guru dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
      

Salah satu teman yang memiliki peran menonjol dalam kolaborasi, yaitu Bu Siti Yulianti, saya memberikan apresiasi:

Asalamu alaikum. Selamat malam Bu Yuli. Melihat apa yang Ibu paparkan maka ada hal yg menarik, di mana kekuatan nilai penggerak yg dimiliki yaitu kolaboratif. Hal itu tdk semua orang dapat mengkondisikan kolaboratif yg konsisten dg rekan. Dibutuhkan kesabaran, saling peecaya dan mengerti serta memahami setiap karakter rekan. Untuk itu salut buat Ibu yg mampu mengkondisikan dengan baik kolaborasi praktis seperti penyusunan perangkat ajar bersama rekan. Hal ini kita bisa saling melengkapi kekurangan dan memetik hal positif dari rekan. Terima kasih.

Salah satu teman yang menanggapi peran saya yang menonjol, yaitu Bu Renyta surat yang dikirimkan kepada saya sebagai berikut:

Assalamualaikum pak Tri Adi, ini saya Renyta Ika Wahyuni.

Setelah mendengarkan penjelasan dalam proses pembelajaran di kelas yang bapak ampu, saya menjadi sangat salut pada pak Adi sebagai Pemimpin Pembelajaran.

Pak Adi mampu dan sanggup untuk menguasai kelas. Mulai dari berinovasi menggunakan media pembelajaran sampai ke modul yang disesuaikan dengan keberpihakan pada murid. Pak Adi bisa membedakan kebutuhan tiap jenjang kelas antara satu dengan yang lain. Sehingga mampu memberikan suasana kelas yang menyenangkan.

Menurut saya sendiri tidak mudah untuk berinovatif dengan keadaan sarpras yang kita miliki. Tapi pak Adi mampu untuk mengerjakannya. Saya salut sekali.

Hal ini akan menjadi pecut bagi saya. Bahwa untuk berinovasi tidak perlu muluk-muluk dan menggunakan media yang mahal. Menggunakan bahan yang kita miliki di sekitar boleh dan bahkan sangat diperbolehkan sekali.

Waalaikum salam wrwb

Terimakasih Bu Renyta semoga dapat saling berbagi hal positif yg dapat diteladani. Tetap semangat .


Refleksi kegiatan ini sebagai berikut:





Presentasi Diskusi format Pdf

dan

Presentasi Diskusi format Ppt

Semoga bermanfaat, selamat berkarya.





 

 

1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri

Senin, 05 Juni 2023

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP merancang kegiatan yang memanfaatkan kekuatan nilai para pihak secara kolaboratif

Diskusi Pembuatan Karya

Setelah mempelajari paparan materi pada bagian ini, Bapak/Ibu telah menjawab pertanyaan pada forum diskusi tertulis secara individu. Gunakan pemahaman dan refleksi pribadi Bapak/Ibu pada forum diskusi tertulis itu untuk berkolaborasi dalam kelompok dan merespon tugas berikut:

Tugas 1. Membuat karya poster/peta pikiran/powerpoint/video 

Dalam kelompok, bagaimana saya dapat berkontribusi dalam merancang SATU kegiatan yang sesuai dengan SATU peran GP yang kelompok pilih dalam upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki oleh masing-masing rekan dalam kelompok saya? Susunlah gambaran (rancangan) singkat kegiatan yang berbasis kekuatan nilai setiap anggota kelompok.

Usai kerja kelompok, Bapak/Ibu diajak untuk melakukan refleksi dengan merespon tugas berikut:

Tugas 2. Refleksi 

Siapa (1 orang) rekan dalam kelompok saya di Ruang Kolaborasi yang menurut saya sudah memiliki satu nilai yang saya masih perlu kembangkan?. Apakah nilai itu?. Dan mengapa itu penting untuk saya dan proses kolaborasi kelompok?. Tuliskan dalam bentuk surat terimakasih dan apresiatif pada rekan tersebut (untuk nantinya dikirimkan melalui aplikasi pesan singkat).

 

Tenggat waktu pengumpulan tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya Bapak/Ibu akan mengikuti sesi pertemuan tatap maya bersama kelompok untuk mempresentasikan hasil kolaborasi (2JP) Anda di depan kelompok lain dan fasilitator. Karya yang Anda buat akan dinilai berdasarkan rubrik di bawah ini. Selamat berkolaborasi! 

Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual pada

Kelas B : 12.30 - 14.45 WIB

Kelas A : 15.15 - 17.30 WIB


Kegiatan diskusi ini tergabung pada kelompok 2, yang terdiri atas:

  1. Tri Adi Susanto
  2. Siti Yulianti
  3. Renyta Ika Wahyuni
  4. Lidiya Murtiningsih
Kegiatan ini mendiskusikan nilai-nilai guru penggerak dan perannya.

NILAI GURU PENGGERAK

        1. Tri Adi Susanto: Inovatif
        2. Siti Yulianti : Mandiri
        3. Renyta Ika Wahyuni : Kolaboratif
        4. Lidiya Murtiningsih: Berpihak pada Murid

PERAN GURU PENGGERAK:

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran
2. Menggerakkan Komunitas Praktisi
3. Menjadi Coach bagi Guru Lain
4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru
5. Mewujudkan Kepemimpin Murid

Refleksi kegiatan:










Jumat, 02 Juni 2023

Nilai dan Peran Guru Penggerak

oleh: Tri Adi Susanto
Friday, 2 June 2023, 7:57 AM


I. PERISTIWA:

Ada berbagai peristiwa yang penting atau tantangan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2. Saat mempelajari modul 1.1. saya banyak mendapatkan pengetahuan mengenai dasar-dasar pendidikan menuntun menurut konsep pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara. Dalam modul tersebut dijelaskan banyak mengenai tujuan pendidikan, kodrat alam dan zaman, asas trikon, sistem among dan budi pekerti. Di modul 1.1. saya memperoleh pencerahan bahwa anak bukan seperti tabula rasa. Namun, sejak lahir anak sudah membawa kodratnya masing-masing. Ibaratnya kertas, setiap anak sudah memiliki garis-garis samar. Tugas kita sebagai pendidik adalah menebalkan dan memperjelas garis-garis tersebut agar semakin jelas. Dalam proses menebalkan dan memperjelas garis, pendidik harus mengutamakan konsep menuntun agar proses pendidikan dapat berjalan secara optimal. Selain itu, pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki setiap anak dengan keberagaman potensi mereka.

Dalam modul 1.2., saya banyak belajar mengenai nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru penggerak di antaranya berpihak kepada siswa, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai-nilai tersebut harus dimiliki oleh guru penggerak untuk mendukung perannya. Adapun peran guru penggerak adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan siswa, dan menggerakkan komunitas praktisi. Di materi modul 1.2. saya menjadi tercerahkan untuk bisa memiliki dan menguatkan setiap nilai guru penggerak untuk mendukung peran saya sebagai guru penggerak.

Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2. menurut pemahaman saya yaitu bahwa kedua modul tersebut saling mendukung karena memberi pemahaman untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Modul 1.1. memberi pemahaman secara global tentang dasar dan tujuan pendidikan, yakni tentang proses menuntun kodrat anak agar menjadi manusia yang mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, sedangkan dalam modul 1.2. dijelaskan tentang nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang berpihak kepada siswa.

II. PERASAAN

Ketika awal mempelajari modul, saya merasa menghadapi tantangan yang cukup berat karena harus mempelajari banyak hal. Banyak hal baru mengenai pendidikan dan pengajaran yang membuka cakrawala saya yang selama ini masih egosentris dan berpusat pada saya sebagai pendidik. Pemahaman lalu, saya masih menganggap bahwa gurulah pemegang peranan penting dalam pendidikan. Murid hanyalah objek yang harus dibelajarkan yang dianggap sebagai kertas kosong yang diisi dengan berbagai pengetahuan. Anggapan atau stigma bahwa murid harus mampu menyerap semua yang diberikan guru dan pembelajaran diseragamkan untuk semua murid menjadi hal yang lumprah, padahal sejatinya tidak demikian.

Saat mendapatkan berbagai pemahaman dari proses pembelajaran mulai modul 1.1 sampai 1.2. saya merasa bahwa selama ini masih belum melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran masih

belum optimal dan cenderung masih didominasi guru. Namun setelah mamahami berbagai pengetahuan mengenai tujuan pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantara maka saya merasa bagaikan mendapat cahaya setelah berjalan di sebuah ruangan remang-remang. Dalam materi di modul 1.1. dan 1.2. membuka kesadaran saya tentang pendidikan yang berpihak kepada siswa. Saya kadang berpikir, mengapa tidak sejak dahulu saya mendapat materi seperti modul 1.1. dan 1.2.


III. PEMBELAJARAN

Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar dan perannya dominan sebagai pengajar. Selain itu juga ada anggapan bahwa anak lahir di dunia itu seperti tabularasa (kertas kosong) yang belum ada isinya dan siap ditulisi apa saja. Isi dari kertas kosong tersebut tergantung dari yang mengisi. Hal inilah maka seringkali guru menganggap anak tidak bisa apa-apa tanpa guru dan guru menjadi dominan dalam pembelajaran.

Namun, setelah memahami modul 1.1. dan 1.2 sekarang saya menyadari bahwa anggapan itu tidaklah benar. Sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa anak lahir sudah membawa kodratnya masing-masing. Mereka diibaratkan sebagai kertas yang sudah bergaris, namun garis-garisnya masih samar-samar. Tugas kita sebagai pendidik adalah menebalkannya menjadi lebih jelas. Diibaratkan petani, dalam merawat benih hingga dipanen tentulah perlu diperhatikan muai dari menabur benih, merawat, memupuk hingga panen harus selalu diperhatikan.

Saya dulu juga berpikir bahwa pendidik memiliki peran untuk menyampaikan materi dan harus sesuai dengan capaian kurikulum. Padahal setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang harus diperhatikan. Pemahaman dahulu, pembelajaran secara klasikal dengan memberikan target yang sama untuk setiap murid. Setelah mempelajari modul 1.1 dan 1.2. maka anggapan itu berubah. Sekarang saya berpikir dalam proses pembelajaran kita harus memperhatian kondisi dan kebutuhan setiap siswa sehingga proses pembelajaran akan berpihak kepada siswa. Murid perlu untuk berkembang sesuai kemampuan, bakat dan minat mereka masing-masing.


IV. PENERAPAN KE DEPAN

Untuk menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai guru penggerak, pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat dilakukan sendiri dari sekarang sebagai berikut:

  • Terus-menerus belajar untuk mendukung mutu pembelajaran, baik secara mandiri maupun dengan pelatihan.
  • Mengaplikasikan pembelajaran yang berpihak kepada siswa, misalnya dengan penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  • Mau bekerja sama dengan berbagai pihak demi terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas.
  • Menyadari untuk selalu melakukan refleksi pembelajaran untuk memperbaiki kelemahan pelaksanaan pembelajaran yang telah lalu demi perbaikan pembelajaran selanjutnya.
  • Selalu mencari dan mengembangkan ide-ide baru yang inovatif untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, aktif dan menyenangkan.
  • Menjadi guru penggerak yang memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid untuk mengembangkan diri sendiri dan orang lain.

Koneksi antar Materi Modul 1.2


Pembelajaran 4 Demonstrasi Kontekstual

oleh: Tri Adi Susanto

CGP Angkatan 8 Kelas 38A2 Kabupaten Grobogan

Thursday, 1 June 2023, 6:53 PM 

Sesudah lulus pendidikan guru penggerak dan telah menjalani peran sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun. Pada saat itu, tentunya sudah memiliki kepercayaan diri dan telah membawakan kegiatan-kegiatan yang mewujudkan nilai dan peran sebagai Guru Penggerak. Berikut ini merupakan kisah narasi tertulis/presentasi PowerPoint/poster/peta pikiran/video/audio sederhana yang menggambarkan kira-kira apa saja aktivitas sebagai Guru Penggerak baik dalam keseharian, atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang sifatnya ad-hoc (khusus). Paparan ini menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak (berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif).

VISI:

Menjadi pemimpin yang mampu mengembangkan diri dan orang lain

misi:

  • Menunjukkan praktik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dan kemauan pribadi.
  • Mengembangkan kompetensi warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi yang relevan dengankepemimpinan sekolah untuk mengembangkan karier.
  • Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk berperilaku sesuai dengan kode etik.



Di masa mendatang saya berharap menjadi guru penggerak yang mampu menjadi agen trasformasi pendidikan yang memegang nilai-nilai guru penggerak seperti (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif.

MARILAH MENJADI GURU PENGGERAK YANG BERNILAI!!!


 REFLEKSI MENGENAI NILAI DAN PERAN DIRI

oleh:

Tri Adi Susanto

Selasa, 30 Mei 2023

 

A. Peristiwa Positif dan Negatif

1. Persitiwa Positif :

Saat itu saya masih SMP yang duduk di bangku kelas 2. Saya merupakan siswa yang memiliki prestasi yang baik. Saya adalah seorang murid yang dibanggakan guru Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, IPS dan PKN. Saat SMP, saya selalu menduduki peringkat 1 di kelas dan pernah juga peringkat 1 paralel. Saat kelas 2 saya dipercaya para guru untuk mewakili lomba siswa berprestasi dan mendapatkan juara 2 se-wilayah kabupaten. Saya sangat senang mendapatkan piala, pengharhaan dan beasiswa dari sekolah. Saat mendapatkan prestasi yang membanggakan tersebut usia saya 13 tahun.

2. Peristiwa Negatif

Saat saya berusia 17 tahun dan masih duduk dibangku kelas 2 SMK ada peristiwa yang sangat membuat saya kecewa, jengkel dan tidak mengenakkan bagi saya. Saat itu saya tinggal jauh dari orang tua karena harus sekolah di kota. Saya hidup dengan teman-teman yang juga dari luar kota di kos-kosan yang hidup harus serba ngirit dan harus mampu mengurus keperluan sendiri termasuk membagi waktu yang baik.

Saat kelas 2 saya dipanggil guru karena ada tugas yang belum saya selesaikan. Saya tidak dapat menerima rapor jika tidak menyelesaikan tugas tesebut. Tugas tersebut lumayan sangat banyak, di mana saya harus menyelesaikan tugas membuat laporan praktik sebanyak 7 laporan, yaitu akumulasi 1 semester. Saya sangat kaget karena dipanggil ke kantor guru dan diminta menyelesaikan oleh guru mengampu mata pelajaran tersebut.

Saya menjelaskan kepada guru tersebut bahwa sudah mengumpulkan, bahkan sudah diberi nilai, namun guru tidak percaya sebelum menunjukkan bukti kepada beliau. Akhirnya saya ambil di tempat kos dan bersyukur laporan tersebut masih ada dan berisi 7 laporan praktik. Guru tersebut mungkin merasa bersalah karena ternyata yang belum mengumpulkan adalah presensi di bawah saya.

Akhirnya saat saya menerima rapor sangat kecewa karena nilai sudah jadi dengan nilai yang rendah karena dianggap tidak mengumpulkan tugas yang sebenarnya adalah teman saya sekolah. Dengan perasaan kecewa namun nasi sudah menjadi bubur bagaimana lagi. Namun untungya orang tua saya mengerti dan mau memahami bahwa itu bukan kesalahan saya.

B. Siapa lagi yang terlibat

1. Peristiwa Positif : para guru, teman-teman satu sekolah, dan tentunya orang tua.

2. Persitiwa Negatif : guru, dan teman sekolah.

C. Dampak emosi

1. Peristiwa Positif :  senang dan bahagia, bangga, percaya diri, merasa dihargai.

2. Perisitiwa Negatif : kecewa/jengkel, menerima, sabar.

D. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?

Momen atau peristiwa tersebut sangat berkesan dan membekas bagi saya. Dari peristiwa positif memacu saya untuk tetap optimis dan percaya diri bahwa dengan belajar dengan sungguh-sungguh maka akan dapat mencapai cita-cita atau harapan. Kesan yang positif sangat bermakna buat saya karena pada usia tersebut saya masih memiliki memori optimal sehingga peristiwa atau kejadian itu sangat melekat di benak saya.

E. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?

Menjadi seorang guru tentu memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuhkembangnya muris. Demikian saya juga ingin memberikan memori yang positif untuk membuat siswa bahagia sehingga pengetahuan, pembelajaran dan pengalaman yang diperoleh murid tidak mudah dilupakan. Pengalaman yang positif akan saya bagikan kepada mereka supaya memberikan motivasi dan dorongan terhadap berbagai keinginan atau cita-cita mereka agar terwujud di kemudian hari kelak.

F. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: “guru”, “murid”, “belajar”, “makna”, “peran”?

“Seorang guru mempunyai berbagai peran penting dalam tumbuh kembang para murid dan dapat memberi makna yang positif bagi proses belajar di sekolah.”


TUGAS 2 Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

Menurut saya sebagai guru penggerak memiliki nilai begitu penting. Seorang guru penggerak harus selalu mengutamakan murid dan memberikan tuntunan yang baik bagi mereka. Guru penggerak juga harus dapat mewujudkan karakter mandiri bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Guru penggerak juga harus mampu mengkreasi berbagai inovasi-inovasi baru dalam bidang pendidikan agar pendidikan yang sudah berjalan senantiasa memberikan corak baru yang membangun buat siapapun yang terlibat terutama untuk siswa. Guru penggerak sebaiknya juga mau melakukan refleksi atas kerja yang sudah dilakukan agar mendapat kritik, saran dan masukan sebagai balikan demi perbaikan. Guru penggerak diharapkan juga mampu berkolaborasi dengan guru-guru dan para pemerhati pendidikan, baik akademisi dan praktisi serta berbagai pihak agar dunia pendidikan semakin melangkah lebih maju dan mengadopsi berbagai ide/gagasan untuk mempercepat transpormasi penddidikan.

Selain memiliki nilai, seorang guru penggeran memiliki beberapa peran yang positif. Menurut saya peran guru penggerak salah satunya merupakan agen yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam dunia pendidikan. Ia adalah seorang pelatih bagi sesama rekan guru, pemimpin pembelajaran, dan mendorong terjadinya kolaborasi antarrekan guru dan guru dengan para siswa.

Refleksi Mengenai Diri Modul 1.2.

Profil

Foto saya
Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia
Saya, Tri Adi Susanto adalah seorang Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan