Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai NilaiKebajikan sebagai Pemimpin
Oleh: Tri Adi Susanto
CGP Angkatan 8 Kelas 38A2
Kabupaten Grobogan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mencerminkan pengalamandan aktivitas selama mengikuti program MERDEKA pada modul 3.1,yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada guru-gurupenggerak tentang bagaimana melakukan pengambilan keputusanberdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.
Dalam artikel ini, saya ingin merefleksikan pengalaman dan kegiatanselama mengikuti program MERDEKA di modul 3.1 yang membahaspendidikan guru penggerak mengenai pengambilan keputusan yangdidasarkan pada nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.
Facts (Peristiwa)
Ada pengalaman yang menarik dalam mengikuti pembelajaran dimodul 3.1 ini, yaitu mengikuti tahapan pembelajaran Modul 3.1 denganmenggunakan pola MERDEKA seperti pada modul-modul sebelumnya.Kata MERDEKA merupakan sebuah akronim dari langkah-langkahbelajar yang harus dilalui, yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi konsep,Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman,Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.
Kegiatan diawali dengan “Mulai dari diri”. Pada kegiatan inimelakukan kegiatan untuk membangkitkan pengetahuan awal sayadengan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalammengambil keputusan yang harus mempertimbangkan berbagaipihak yang terlibat, seperti murid, orang tua/wali murid, guru,pengawas, dan pihak komunitas sekolah.
Tahap selanjutnya yaitu eksplorasi konsep. Pada tahap ini saatsaya melakukan eksplorasi mandiri untuk memahami konseppengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagaiseorang pemimpin di sekolah, yang bertujuan untuk menjadikaninstitusi sekolah sebagai institusi moral. Saya juga menjelaskanpentingnya pemimpin dalam mengambil keputusan yangdidasarkan pada tiga unsur, yaitu berpihak pada murid,bertanggung jawab, serta didasarkan pada nilai-nilai kebajikanuniversal. Selain itu, saya juga menganalisis nilai-nilai kebajikanyang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan yangmenghadapi dilema etika.
Di dalam ruang kolaborasi, saya berpartisipasi dalam kolaborasi diruang virtual dengan rekan-rekan CGP lainnya. Tujuan dari ruangkolaborasi ini yaitu dapat saling berbagi, berkolaborasi, danmenerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujiankeputusan. Kegiatan ruang kolaborasi di hari pertama yaitudiskusi, kemudian dilanjutkan hari kedua yaitu presentasi hasildiskusi.
Selanjutnya, memasuki tahap demonstrasikontekstual. Padatahap demonstrasi kontekstual, saya melakukan analisistentang bagaimana proses pengambilan keputusanditerapkan berdasarkan pengetahuan yang sudah dipelajaritentang paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujiankeputusan di sekolah asal saya dan di sekolah/lingkunganlain. Saya melakukan wawancara dengan dua kepalasekolah yang berbeda untuk mengetahui praktikpengambilan keputusan yang biasa dilakukan oleh mereka.Kepala sekolah yang saya berhasil wawancara adalah BapakLamuri, S.Pd dari SDN 4 Jambon dan Bapak Lamuri, S.Pddari SDN 4 Panunggalan.
Saya mengalami sedikit tantangan saat melaksanakantugas wawancara dengan dua kepala sekolah yang berbedasebagai bagian dari tujuh tahapan pengalaman belajar.Namun, saya berhasil mengatasi tantangan tersebut denganmembuat pertanyaan yang bermakna dan relevan dengantujuan saya. Saya merasa berhasil melakukan tugastersebut sesuai dengan rencana dan sampai saat ini segalasesuatu berjalan dengan baik.
Feelings (Perasaan):
Perasaan saya selama proses belajar modul 3.1 ini senangkarena saya mempelajari ilmu pengetahuan baru yangsangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran.Sebagai calon guru penggerak, saya harus memimpinpembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, melatihguru lain, mempromosikan kolaborasi antara guru, danmemajukan kepemimpinan siswa. Untuk melakukan tugastersebut dengan baik, saya harus memiliki kemampuanuntuk mengambil keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Seperti yang saya pelajari, seorang gurupenggerak harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif,kolaboratif, inovatif, dan mendukung murid. Ketikamengambil keputusan, seorang pemimpin harusmempertimbangkan tiga unsur penting, yaitu mendukungmurid, bertanggung jawab, dan didasarkan pada nilai-nilaikebajikan universal. Selama mempelajari konsep materidari awal hingga modul ini, saya menemukan banyakketerkaitan yang membantu saya memahami konseptersebut dengan lebih baik dan membentuk pemahamanbaru bagi saya.
Findings (Pembelajaran):
Yang saya peroleh dari pembelajaran modul 3.1 bahwa sebagaiseorang pemimpin, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah suatu keterampilan yang sangat penting.Dalam pengambilan keputusan, terkadang terdapat banyakkepentingan yang saling bersinggungan dan dapatmenyebabkan beberapa pihak merasa dirugikan atau tidak puasdengan keputusan yang diambil. Namun, semakin sering kitamelakukan pengambilan keputusan, semakin terlatih dan fokusdalam mengambil keputusan yang tepat. Meskipun sulit untukmemilih antara beberapa pilihan yang benar, sebagai pemimpin,kita harus mempertimbangkan tiga unsur penting dalampengambilan keputusan, yaitu mendukung murid, didasarkanpada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawabatas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Ketika kita berada dalam situasi dilema etika, terdapat nilai-nilai kebajikan mendasar yang saling bertentangan seperti cintadan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan,toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup. Dalamparadigma situasi dilema etika, terdapat kategori sepertiindividu vs kelompok, keadilan vs kasih sayang, kebenaran vskesetiaan, serta jangka pendek vs jangka panjang. Selain itu juga terdapat tiga prinsip pengambilan keputusanyang dapat digunakan dalam menghadapi dilema etika, yaituberpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkanperaturan, dan berpikir berdasarkan rasa peduli.
Dalam menghadapi situasi dilema etika atau bujukan moralyang membingungkan, terdapat 9 langkah yang dapatdigunakan sebagai panduan untuk mengambil keputusan danmenguji keputusan yang akan diambil. Pertama, mengenalinilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tersebut.Kedua, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut.Ketiga, mengumpulkan fakta-fakta relevan yang berkaitandengan situasi tersebut. Keempat, melakukan pengujian benaratau salah dengan menguji legalitas, regulasi/standarprofesional, intuisi, publikasi, dan panutan/idola. Kelima,melakukan pengujian paradigma benar lawan benar. Keenam,melakukan prinsip resolusi. Ketujuh, melakukan investigasi opsitrilema. Kedelapan, membuat keputusan. Dan terakhir,kesembilan, melihat kembali keputusan dan merenungkannyakembali. Perlu diperhatikan bahwa sembilan langkahpengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuahmetode yang kaku dan harus diadaptasi dengan situasi yangsedang dihadapi.
Future (Penerapan):
Dari hasil pembelajaran modul 3.1, saya akan menerapkanberbagai konsep pengambilan keputusan yang telah dipelajari,termasuk empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah,untuk meningkatkan keterampilan saya dalam membuatkeputusan. Selain itu, saya akan berbagi pengetahuan tentangmateri baru yang telah dipelajari melalui berbagai media, baiksecara langsung maupun melalui platform digital agar dapatdiakses dengan mudah oleh rekan-rekan guru lainnya.
Berbagai hal yang telah saya deskripsikan merupakan hasilrefleksi dari pengalaman dan pemahaman saya selama duaminggu belajar di modul 3.1 tentang pengambilan keputusanberdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.Harapan saya, sekelumit tulisan ini dapat memberikanpencerahan dan manfaat bagi pembaca pada umumnya danbagi saya sendiri.
Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1
Mari bergerak, tergerak dan menggerakkan.
Semangat belajar, berbagi, memotivasi, berkolaborasi danmenginspirasi.
---
Salam dan Bahagia---
0 comments:
Posting Komentar