Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Pendidikan Guru Penggerak Modul 1.1
Sabtu, 26 Mei 2023
Pendidikan guru penggerak (PGP) adalah salah satu bentuk pengembangan profesi guru yang bentuk merupakan pengembangan diri yang dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran. PGP memiliki tujuan agar peserta dapat terdorong untuk bertumbuh dan berkembang secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidikan lainnya. Hal ini untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
Dalam sebuah pendidikan dan pelatihan tentulah memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan baru, seperti dalam pelaksanaan PGP. Dalam duaminggu terakhir ini, untuk memperoleh gambaran singkat dari hasil pendidikan maka disusunlah jurnal refleksi dwimingguan ini sebagai bentuk penggambaran atau deskripsi dari kegiatan PGP. Hal ini tentunya sesuai dengan slogan tergerak, bergerak dan menggerakkan. Dengan motto inilah yang membangkitkan semangat para guru penggerak yang nantinya mampu mengubah warna, jati diri, bahkan mengubah dunia pendidikan khususnya di Indonesia menjadi lebih membahagiakan dan menyenangkan. Melalui lulusan PGP nantinya dapat menciptakan generasi emas dan mampu menghadirkan pemimpin yang mandiri, bertanggung jawab atas tugas kepemimpinannya, dan mampu berkolaborasi karena hal ini dilatih khusus selama enam bulan.
Melaui jurnal refleksi model 4F, yang
diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu salah satu ahli dalam bidang pendidikan
dan fasilitator, saya mencoba memaparkan jurnal refleksi dwi mingguan dengan
alur sebagai berikut:
1. Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda
mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat aksi nyata ke dalam kelas
? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan
atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya
lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda
selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi
nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan
tersebut.
3. Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang
saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri
saya setelah proses ini?
4. Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Hasil refleksi yang telah saya lakukan sebagai berikut:
1. Facts (Peristiwa)
Puji syukur saya ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kehendak-Nya dinyatakan lulus dan berhak untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8. Pada hari Selasa, 16 Mei 2023, Pendidikan Guru Penggerak untuk CGP Angkatan 8 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek melalui zoom meeeting yang diikuti CGP Angkatan 8 se-Indonesia. Sebenarnya saya merupakan CGP yang lulus seleksi pada angkatan 7, karena parkir maka mengikuti PGP Angkatan 8.
Pembukaan juga diisi oleh Dirjen GTK dan Kepala Balai Besar Guru Penggerak. Dari paparan beliau bahwa selama mengikuti diklat guru penggerak diharapkan untuk tidak berhenti di tengah jalan karena CGP adalah guru-guru pilihan dan jangan mengeluh dan patah semangat dalam menghadapi kendala-kendala yang dapat menghambat proses belajar.
Setelah mengikuti serangkaian acara Zoom meeting, saya dan seluruh CGP Angkatan 8 diwajibkan mengikuti kegiatan-kegiatan serta pelatihan-pelatihan sesuai dengan yang ada di LMS. Saya tergabung dalam Kelas LMS 08-038-BBGP Jateng dengan fasilitator Ibu Titin Ika Mahmudah dan pengajar praktik Bapak Pujito. Pembelajaran di LMS dimulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep di forum diskusi yang dipimpin oleh fasilitator. Kemudian ada ruang kolaborasi, di mana setiap CGP berkolaborasi bersama kelompok yang telah dibagi dan ditentukan oleh fasilitator.
Pada tanggal 21 Mei 2023 diadakan lokakarya orientasi secara luring di SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga para Pengawas Bina dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar. Dengan keikutsertaan Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut saya menjadi tenang dan tidak risau karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada saya dalam menempuh Pendidikan Guru Penggerak. Dalam kegiatan lokakarya orientasi saya tergabung di kelas D. Di kelas ini terdiri atas tiga kelompok dari tiga Pengajar Praktik. Kegiatan lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar Praktik dan teman-teman sekelompok yang terdiri dari enam s.d. tujuh CGP dan antarkelompok.
Dalam Lokakarya orientasi CGP diminta benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan lembar kerja (LK) dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Bapak Pujito selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP melalui peta konsep yang telah dibuat. Pengajar praktik juga mepresentasikan dan memberikan cohtoh kepada CGP dalam membuat google site sebagai wadah guru penggerak yang nantinya siap berbagi praktik baik bagi guru-guru yang lain.
Kurang lebih selama dua minggu, kami belajar
mandiri melalui LSM yang dirancang dengan sangat "friendly user" atau ramah pengguna, sehingga para CGP tidak kesulitan
dalam menjelajar fitur-fitur yang ada di dalam LMS itu sendiri. Kegiatan
dimulai dengan menyelesaikan kegiatan 1.1.A. Refleksi Filosofis Pendidikan
Nasional - Ki Hadjar Dewantara. Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan hingga kami
diharuskan membuat karya berupa demonstrasi kontenstual yang akhirnya dapat saya
selesaikan pada tanggal 23 Mei 2023. Karya saya berupa info grafis mengenai
pemikiran KHD.
Pada hari Kamis, 25 Mei 2023, diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Ibu Hj. Herny, S. Pd, M.A. melalui G-meet. Instruktur memberikan berbagai ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah kami Kab. Grobogan Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kegiatan elaborasi pemahaman kami
mendapatkan berbagai paparan mengenai pemikiran KHD dan juga motivasi dalam
mengikuti PGP. Dalam kegiatan ini juga merefleksikan berbagai pemikiran KHD
yang sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia, seperti ‘menuntun’,
pendidikan yang mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman, relevansi
pemikiran KHD dengan peran sebagai pendidik dan pendidikan yang meghamba pada
anak.
Selanjutnya kegiatan belajar, belajar dan terus belajar tetap berlangsung hingga kami harus menyelesaikan tagihan yang berupa modul dalam bentuk grafik, infografis, blogspot, video, dll berupa modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara. Dan saya memilih membuat video di unggah pada kanal youtube.
2. Feeling (Perasaan)
Selama kurang lebih dua minggu saya menjadi CGP, banyak sekali hal yang saya rasakan. Haru, senang, galau, bahagia, semua bercampur baur dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.
Banyak ilmu yang saya dapatkan selama menjalani
proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya, bagaimana memerdekakan
anak, upaya apa yang harus dilakukan, dll. Keseluruhan rangkaian yang ada di
dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan
sangat jauh dari yang diharapkan dengan tujuan Ki Hajar Dewantara.
Betapa hebatnya sosok Ki Hajar Dewantara yang
mengatakan bahwa kita harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai
kodrat alam, namun juga tetap selalu membuka mata untuk setiap hal positif di
luaran sana (kodrat zaman) sehingga anak didik kita dapat merasakan kebahagiaan
dan keselamatan sejati.
3. Findings (Pembelajaran)
Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang
kurang saya pahami sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya
mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi
saya sebagai seorang pendidik. Melalaui 6 Dasar pemikiran ki hajar Dewantara saya
merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung
tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.
Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat
merdeka, merdeka batin adalah pendidikan sedangkan merdeka lahir adalah
pengajaran. Dua hal yang saling bergantug satu sama lain. Oleh karena itu saya
harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya sebab manusia
merdeka adalah manusia yang hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan
tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Sebagai pendidik, saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka. Demikian pula juga harus memandang murid bukanlah ‘tabula rasa’ atau kertas kosong yang bisa digambar sesuai kemauan saya. Mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Untuk menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan suatu keharusan yang tidak terbantahkan. Cara menerapkannya yaitu mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Seorang pendidik diibaratkan seorang petani yang
akan menghasilkan tanaman-tanaman berkualitas. Sebagai petani yang kreatif dan
berhasil maka harus melakukan kerja keras yang dimulai secara bertahap dari
penggarapan tanah, menanam benih, merawat dan memberi pupuk, memantau, membuang
hama-hama yang dapat merusak tanaman sehingga menghasilkan tanaman yang
bermanfaat bagi manusia. Dalam implementasinya maka kita harus selalu memantau
dan tidak meninggalkan anak dalam proses belajar.
4. Future (Penerapan)
Saya akan berusaha melakukan aksi nyata dalam
proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas agar tujuan pendidikan
bisa tercapai dengan baik. Beberapa hal akan saya benahi, karena saya sadar
selama ini yang saya lakukan jauh dari harapan jika dikaitkan dengan filosofis
pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran yang selama ini masih berpusat pada
guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, agar
tercipta proses pembelajaran yang bermakna dan interaktif yang menyenangkan di dalam
kelas. Selain itu harus juga memberi kebebasan kepada murid-murid untuk
menggali potensi yang dimilikinya. Dalam proses pembelajaran juga harus
menghamba pada murid agar mereka menemukan jati dirinya untuk dapat menjadi
manusia yang seutuhnya.
Mengarahkan tidak merupakan hal yang perlu
dipertahankan namun kita harus merubahnya dengan menuntun peserta didik agar
kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang ke arah yang lebih
baik. Demikian pula mengenai kodrat zaman di mana mereka hidup saat ini bisa
mereka dapatkan sehingga akan mempermudah mereka dalam mengatasi persoalan
hidupnya pada masa kini maupun pada masa mendatang.
0 comments:
Posting Komentar