2.3.a.5. Ruang
Kolaborasi Modul 2.3 - Sesi Latihan
Senin, 28 Agustus
2023
Durasi: 4 JP
Moda: Kerja kelompok (sesi latihan)
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat membentuk komunitas
praktisi dengan sesama CGP untuk berlatih melakukan praktik percakapan coaching dengan
alur TIRTA.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Anda tentunya sudah memahami konsep coaching dalam
konteks pendidikan, komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching,
Percakapan coaching dengan alur TIRTA dan supervisi akademik
yang menggunakan paradigma berpikir coaching baik melalui
pembelajaran mandiri dan diskusi. Sekarang saatnya Anda berkolaborasi dengan
rekan calon guru penggerak lainnya untuk membentuk komunitas praktisi
secara daring.
Pada sesi latihan ini, Anda akan bekerjasama dengan
satu CGP lainnya untuk berlatih percakapan coaching dengan
alur TIRTA dengan ketentuan sebagai berikut:
- Secara bergantian,
sepasang CGP akan berlatih percakapan coaching dengan
model TIRTA baik sebagai coach maupun sebagai coachee.
Pada sesi 1, CGP X akan menjadi coach bagi CGP Y.
Berikutnya, CGP Y akan menjadi coach bagi CGP X.
- Topik atau hal yang
akan dijadikan bahan percakapan coaching bisa merupakan
situasi sehari-hari baik sebagai seorang guru maupun pribadi. Bahkan, bisa
merupakan topik yang sangat sederhana.
- Pastikan
langkah-langkah dalam percakapan coaching alur TIRTA
dalam berlatih percakapan coaching dipraktikkan dengan
baik
- Setelah bergantian
berlatih mempraktikkan percakapan coaching, setiap CGP
akan memberikan refleksinya masing-masing dengan format refleksi yang
disediakan.
Ruang Kolaborasi Modul 2.3 (Coaching Untuk Supervisi Akademik)
Sesi 1 (Latihan Coaching) Senin, 28 Agustus 2023
Kelas A : Pukul 12.00 - 15.00
Kelas B : Pukul 15.30 - 18.30
Untuk Latihan coaching dalam kelompok klik link breakout room sesuai kelompok yang telah dibuat oleh fasilitator.
PEMBUKA
Coachee : “Assalamualaikum
Bu Tri Wahyu Ningsih”
Coach : “Wa’alaikum salam Pak Adi.”
Coachee : “Bagaimana
kabarnya hari
ini? Sehat?”
Coach : “Alhamdulillah sehat. Oh ya
Pak Adi, saya perhatikan beberapa hari belakangan ini Pak Adi sering
terlihat melamun dan murung Pak. Ada apa dengan Pak Adi?
Coachee : “Iya Bu,
saya punya masalah yang mengganggu pikiran saya seminggu terakhir ini.”
Coach : “Oh. Seperti itu ya Pak? Apakah Pak Adi bersedia menceritakan
masalah yang dialami
kepada saya?
Coachee : “Wah.
Iya Bu,
saya memang butuh teman bercerita saat ini dan mungkin Bu Tri Wahyu Ningsih
bisa membantu saya menyelesaikan masalah yang saya hadapi.”
Coach : “Dengan senang hati Pak Adi! Mari kita ngobrol di saung depan ruang
guru sana. Sambil ngadem kita bisa ngobrol dan mencari solusi terbaik dari
masalah yang Pak Adi hadapi”
Setelah
duduk di saung depan ruang guru:
TUJUAN
UMUM
Coach : “Nah sekarang, apa yang
bisa saya bantu dan apa yang ingin Pak Adi hasilkan dari obrolan kita siang
ini?”
Coachee : “Saya
ingin mendapatkan solusi dari permasalahan yang saya alami Bu.
Sampai saat ini saya masih bingung harus bertindak seperti apa.”
Coach : “Baik, sekarang coba Pak Adi ceritakan apa yang menjadi sumber
kegelisahan Bapak
seminggu terakhir ini?”
Coachee : “Begini
Bu.
Saya merasa malu sekaligus merasa bersalah atas laporan yang disampaikan
Pengawas kepada Ibu Kepala Sekolah.”
IDENTIFIKASI
Coach : “Apa yang menyebabkan Pak Adi malu dan merasa bersalah dari laporan
tersebut?
Coachee : “Jadi
begini Bu Tri Wahyu Ningsih. Akhir minggu kemarin, saya dipanggil Ibu Kepala
Sekolah untuk menghadap dan beliau menyampaikan bahwa Pengawas yang melakukan
supervisi pada
hari Kamis lalu merasa keberatan karena saya tidak menggunakan
buku teks ketika mengajar.”
Coach : “Lalu, adakah hal lain yang
disampaikan Ibu
Kepala Sekolah?”
Coachee : “Ada
Bu.
Bapak Pengawas merasa tersinggung dengan jawaban saya ketika beliau
mengingatkan terkait penggunaan buku teks dalam pembelajaran.”
Coach : “Ketika ditegur, Pak Adi berkata bagaimana?”
Coachee : “Saya
hanya berkata, walaupun tidak menggunakan buku teks, saya tetap mengacu pada
kurikulum dengan menggunakan materi dari sumber-sumber lain.”
Coach : “Oh, begitu. Kalau boleh,
coba Pak Adi jelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas Pak Adi.”
Coachee : “Baik
Bu.
Jujur, saya memang jarang menggunakan buku teks karena jumlahnya tidak
mencukupi jika dibagikan ke semua siswa. Saya lebih sering menggunakan modul
ajar, rangkuman materi yang saya buat dalam bentuk powerpoint, dan juga LKPD
untuk mendukung proses pembelajaran. Saya merasa lebih nyaman juga untuk
menggunakan itu semua dibandingkan buku teks karena saya sudah mendesain pembelajaran
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar siswa di kelas saya.”
Coach : “Lalu, bersumber dari manakah modul ajar, rangkuman, dan juga LKPD
yang Pak Adi buat?”
Coachee : “Saya
memadukan antara buku teks dan sumber lain yang relevan seperti dari internet
dan artikel di koran atau majalah untuk menyusunnya Bu.”
Coach : “Jadi kalu boleh saya simpulkan, Pak Adi tidak menggunakan buku
teks karena jumlahnya terbatas untuk dibagikan kepada siswa dan juga lebih
nyaman dengan desain pembelajaran yang sudah Pak Adi susun. Lalu solusi apa
yang terpikirkan oleh Pak Adi untuk mengatasi masalah ini?”
Coachee : “Saya merasa perlu menemui Ibu
Kepala Sekolah dan Bapak Pengawas untuk menjelaskan apa yang sebenarnya
terjadi, agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti ini.”
RENCANA AKSI
Coach : “Nah. Lalu apa rencana yang
akan Pak Adi laksanakan?”
Coachee : “Pertama, saya akan menemui Ibu
Kepala Sekolah dan menyampaikan permohonan maaf atas apa yang menjadi laporan
Pengawas dalam supervisi minggu lalu. Saya juga akan menyampaikan bahwa buku
teks di kelas saya memang tidak mencukupi jumlahnya dan mendiskusikan solusi
atas kekurangan tersebut.”
Coach : “Lalu terkait Bapak Pengawas, apa yang Pak Adi rencanakan?”
Coachee : “Saya juga akan berusaha menemui
beliau Pak. Saya akan meminta maaf atas sikap saya minggu lalu dan menjelaskan
sebaik mungkin agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.”
Coach : “Oh, ya Bu. Untuk mengatasi permasalahan kekurangan buku teks di
kelas, adakah solusi lain yang Pak Adi pikirkan?”
Coachee : “Ada Bu.
Saya akan berusaha mendesain pembelajaran berkelompok di kelas, sehingga buku
teks dapat digunakan bersama-sama beberapa siswa dalam satu kelompok. Untuk
belajar di rumah, saya juga akan mengirimkan buku teks elektronik kepada siswa
sehingga dapat dipelajari melalui gawai yang anak-anak miliki.
Coach : “Wah, bagus sekali Pak Adi. Sekarang bolehkah Pak Adi menceritakan
kembali apa yang akan Pak Adi lakukan berikutnya?”
Coachee : “Saya
akan berusaha menemui Ibu Kepala Sekolah dan Bapak Pengawas untuk konsultasi
sekaligus klarifikasi. Selain itu saya akan mencoba mendesain pembelajaran
berkelompok dan membagikan buku teks elektronik kepada siswa sebagai bahan
belajar mereka di rumah.”
TANGGUNG JAWAB
Coach : “Hebat!! Saya senang dengan capaian yang Pak Adi peroleh dari
obrolan kita ini. Lalu apa komitmen Pak Adi untuk melaksanakan rencana Pak Adi
tadi?”
Coachee : “Setelah
ini, saya akan menemui Ibu Kepala Sekolah di ruangannya dan berkonsultasi
dengan beliau Bu.
Besok pagi saya akan coba membuat janji dengan Bapak Pengawas untuk
menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan permasalahan yang terjadi. Semoga
rencana saya dapat berjalan dengan baik ya Bu?”
Coach : “Amin. Kemudian siapa yang dapat Pak Adi libatkan untuk membantu rencana
tersebut?”
Coachee : “Saya
akan meminta bantuan Pak Dwi untuk mendesain pembelajaran secara berkelompok Pak.
Beliau sering sekali menerapkan pembelajaran kelompok di kelasnya dan terlihat
anak-anak sangat senang mengikutinya.”
Coach : “Alhamdulillah, Pak Adi hebat. Sudah berhasil menemukan solusi atas
permasalahan yang dihadapi.”
Coachee : “Alhamdulillah Bu. Terima kasih atas bantuannya.”
0 comments:
Posting Komentar