Just another free Blogger theme

"Ajar ilmu saking kamardikaning ati" di BLOGNYA Mas Tri Adi Susanto CGP 08

KEGIATAN PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

  • Lokakarya
  • Pendampingan Individu

Jumat, 02 Juni 2023

Nilai dan Peran Guru Penggerak

oleh: Tri Adi Susanto
Friday, 2 June 2023, 7:57 AM


I. PERISTIWA:

Ada berbagai peristiwa yang penting atau tantangan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2. Saat mempelajari modul 1.1. saya banyak mendapatkan pengetahuan mengenai dasar-dasar pendidikan menuntun menurut konsep pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara. Dalam modul tersebut dijelaskan banyak mengenai tujuan pendidikan, kodrat alam dan zaman, asas trikon, sistem among dan budi pekerti. Di modul 1.1. saya memperoleh pencerahan bahwa anak bukan seperti tabula rasa. Namun, sejak lahir anak sudah membawa kodratnya masing-masing. Ibaratnya kertas, setiap anak sudah memiliki garis-garis samar. Tugas kita sebagai pendidik adalah menebalkan dan memperjelas garis-garis tersebut agar semakin jelas. Dalam proses menebalkan dan memperjelas garis, pendidik harus mengutamakan konsep menuntun agar proses pendidikan dapat berjalan secara optimal. Selain itu, pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki setiap anak dengan keberagaman potensi mereka.

Dalam modul 1.2., saya banyak belajar mengenai nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru penggerak di antaranya berpihak kepada siswa, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai-nilai tersebut harus dimiliki oleh guru penggerak untuk mendukung perannya. Adapun peran guru penggerak adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan siswa, dan menggerakkan komunitas praktisi. Di materi modul 1.2. saya menjadi tercerahkan untuk bisa memiliki dan menguatkan setiap nilai guru penggerak untuk mendukung peran saya sebagai guru penggerak.

Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2. menurut pemahaman saya yaitu bahwa kedua modul tersebut saling mendukung karena memberi pemahaman untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Modul 1.1. memberi pemahaman secara global tentang dasar dan tujuan pendidikan, yakni tentang proses menuntun kodrat anak agar menjadi manusia yang mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, sedangkan dalam modul 1.2. dijelaskan tentang nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang berpihak kepada siswa.

II. PERASAAN

Ketika awal mempelajari modul, saya merasa menghadapi tantangan yang cukup berat karena harus mempelajari banyak hal. Banyak hal baru mengenai pendidikan dan pengajaran yang membuka cakrawala saya yang selama ini masih egosentris dan berpusat pada saya sebagai pendidik. Pemahaman lalu, saya masih menganggap bahwa gurulah pemegang peranan penting dalam pendidikan. Murid hanyalah objek yang harus dibelajarkan yang dianggap sebagai kertas kosong yang diisi dengan berbagai pengetahuan. Anggapan atau stigma bahwa murid harus mampu menyerap semua yang diberikan guru dan pembelajaran diseragamkan untuk semua murid menjadi hal yang lumprah, padahal sejatinya tidak demikian.

Saat mendapatkan berbagai pemahaman dari proses pembelajaran mulai modul 1.1 sampai 1.2. saya merasa bahwa selama ini masih belum melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran masih

belum optimal dan cenderung masih didominasi guru. Namun setelah mamahami berbagai pengetahuan mengenai tujuan pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantara maka saya merasa bagaikan mendapat cahaya setelah berjalan di sebuah ruangan remang-remang. Dalam materi di modul 1.1. dan 1.2. membuka kesadaran saya tentang pendidikan yang berpihak kepada siswa. Saya kadang berpikir, mengapa tidak sejak dahulu saya mendapat materi seperti modul 1.1. dan 1.2.


III. PEMBELAJARAN

Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar dan perannya dominan sebagai pengajar. Selain itu juga ada anggapan bahwa anak lahir di dunia itu seperti tabularasa (kertas kosong) yang belum ada isinya dan siap ditulisi apa saja. Isi dari kertas kosong tersebut tergantung dari yang mengisi. Hal inilah maka seringkali guru menganggap anak tidak bisa apa-apa tanpa guru dan guru menjadi dominan dalam pembelajaran.

Namun, setelah memahami modul 1.1. dan 1.2 sekarang saya menyadari bahwa anggapan itu tidaklah benar. Sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa anak lahir sudah membawa kodratnya masing-masing. Mereka diibaratkan sebagai kertas yang sudah bergaris, namun garis-garisnya masih samar-samar. Tugas kita sebagai pendidik adalah menebalkannya menjadi lebih jelas. Diibaratkan petani, dalam merawat benih hingga dipanen tentulah perlu diperhatikan muai dari menabur benih, merawat, memupuk hingga panen harus selalu diperhatikan.

Saya dulu juga berpikir bahwa pendidik memiliki peran untuk menyampaikan materi dan harus sesuai dengan capaian kurikulum. Padahal setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang harus diperhatikan. Pemahaman dahulu, pembelajaran secara klasikal dengan memberikan target yang sama untuk setiap murid. Setelah mempelajari modul 1.1 dan 1.2. maka anggapan itu berubah. Sekarang saya berpikir dalam proses pembelajaran kita harus memperhatian kondisi dan kebutuhan setiap siswa sehingga proses pembelajaran akan berpihak kepada siswa. Murid perlu untuk berkembang sesuai kemampuan, bakat dan minat mereka masing-masing.


IV. PENERAPAN KE DEPAN

Untuk menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai guru penggerak, pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat dilakukan sendiri dari sekarang sebagai berikut:

  • Terus-menerus belajar untuk mendukung mutu pembelajaran, baik secara mandiri maupun dengan pelatihan.
  • Mengaplikasikan pembelajaran yang berpihak kepada siswa, misalnya dengan penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  • Mau bekerja sama dengan berbagai pihak demi terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas.
  • Menyadari untuk selalu melakukan refleksi pembelajaran untuk memperbaiki kelemahan pelaksanaan pembelajaran yang telah lalu demi perbaikan pembelajaran selanjutnya.
  • Selalu mencari dan mengembangkan ide-ide baru yang inovatif untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, aktif dan menyenangkan.
  • Menjadi guru penggerak yang memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid untuk mengembangkan diri sendiri dan orang lain.

Koneksi antar Materi Modul 1.2



Berbagi dan berkolaborasi sangat diperlukan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Dengan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) semoga dapat saling membangun antarpenulis. Hubungi saya di:085225074625 trisusanto@guru.sd.belajar.id

0 comments:

Posting Komentar

Profil

Foto saya
Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia
Saya, Tri Adi Susanto adalah seorang Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan