Just another free Blogger theme

"Ajar ilmu saking kamardikaning ati" di BLOGNYA Mas Tri Adi Susanto CGP 08

KEGIATAN PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

  • Lokakarya
  • Pendampingan Individu

 JURNAL AKSI NYATA

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

DALAM PRAKTIK BAIK DI SEKOLAH

Oleh: Tri Adi Susanto

Peserta PGP Angkatan 8 Kelas 38 A2 

A.    Latar Belakang

    Pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dengan berkembangnya pendidikan tentu paradigma mengenai pendidikan pun juga berubah. Perubahan ini tidak dapat ditolak namun perlu dihadapi agar dapat menghadirkan pendidikan yang lebih WELCOME kepada murid dan menyenangkan tentunya.

        Kesemuanya perlu berbagai unsur pendidikan yang saling berkolaborasi. Ada tiga unsur menurut Ki Hadjar Dewantara yang berperan. Unsur yang pertama yaitu keluarga, sedangkan unsur yang kedua adalah sekolah dan unsur yang ketiga yaitu masyarakat. Ketiga unsur tersebut tidak boleh dianggap ada yang paling urgen dan yang tidak karena semua memiliki porsinya masing-masing dan semuanya penting dalam tumbuh kembangnya murid.

        Walaupun proses pendidikan sudah berubah dari zaman ke zaman, namun berbagai pandangan atau pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan. Pemikiran yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara masih diterapkan dalam proses pendidikan saat ini karena memiliki konsep dan filosofi sejarah yang sangat kental dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara banyak memberi corak pada pendidikan di masa sebelum kemerdekaan hingga memberikan kesadaran pentingnya pendidikan demi kemajuan Indonesia.

    Konsep pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara cukup banyak. Pertama, pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Kedua, pendidikan adalah ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Ketiga, pendidikan memiliki nilai dasar tuntunan. Dalam proses menuntun, anak diberi kemerdekaan, disaat yang sama anak juga di tuntun untuk memahami bahwa kemerdekaan dirinya memengaruhi kemerdekan temannya. Keempat, Pendidikan menurut KHD harus sesuai kodrat keadaan yaitu Kodrat Alam dan Kondrat Zaman. Kelima, Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan Budi Pekerti. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

    Berpijak dari yang konsep pemikiran yang dikemukakan tersebut, diperlukan suatu kesadaran untuk mengimplementasikanya dalam pendidikan di Indonesia, termasuk di sekolah tempat saya mengajar. Implementasinya melalui berbagai aksi nyata yang benar-benar dapat diterapkan yang tentunya disesuaikan dengan sosio-kultural setempat. Walaupun pasti tidak mudah namun dengan kesungguhan niat pasti akan dapat terealisasikan dengan baik.

B.    Praktik Baik yang Diharapkan (Perencanaan)

        Dalam mengimplementasikan berbagai konsep pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara harapan saya dapat melakukan berbagai kegiatan antara lain:

1.    Penanaman nilai budi pekerti/karakter.

2.    Pembimbingan akademik dan non akademik kepada siswa dalam mengikuti kegiatan perlombaan.

3.    Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

4.    Desain/penataan lingkungan pembelajaran yang ramah anak.

5.    Pembiasaan penanaman nasionalisme.

6.    Pembiasaan penanaman kesadaran kebersihan lingkungan.

C.    Praktik Baik yang Dilakukan (Penerapan)

    Dari berbagai kegiatan yang ada di sekolah, berbagai aksi nyata yang didasari oleh pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara telah saya laksanakan. Dalam pelaksanaannya tentunya ada berbagai tantangan dan hambatan. Tantangan ini tentunya bagaimana merubah kebiasaan pembelajaran yang selama ini terjadi di sekolah yang masih berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, perubahan dari pembelajaran yang hanya menekankan aspek kognitif saja menjadi lebih ke pembelajaran pembentukan karakter dan sebagainya. Adapaun hambatan yang ada antara lain mengenai bagaimana membagi waktu agar tidak mengganggu kegiatan lain, siswa yang tidak aktif, rekan guru yang kurang mendukung.

Dari berbagai tantangan dan hambatan tersebut pertama-tama saya merasa pesimis apakah dapat dilaksanakan. Dengan niat yang sungguh-sungguh dan kolaborasi yang baik dengan rekan guru maka tantangan dan hambatan-hambatan yang selama ini saya takutkan dapat teratasi dengan baik sehingga dapat melakukan aksi nyata dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut.

Berbagai aksi nyata praktik baik yang telah dilakukan selama ini adalah sebagai berikut:

 

1.    Pembiasaan penanaman nasionalisme.

Kegiatan aksi nyata ini dilakukan saat membiasakan seluruh warga sekolah yaitu guru/karyawan dan murid untuk mendengarkan dengan baik dan sikap sempurna saat diperdengarkan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Selain itu setiap upacara bendera juga dibiasakan menyanyikan lagu-lagu nasional secara bersama-sama. Selain itu kegiatan yang saya lakukan yaitu mengajar siswa baris secara rapi sebelum masuk kelas dan membimbing mereka untuk berlatih baris-berbaris.

 

  

Gambar 1. Kegiatan menyenyikan mendengarkan lagu Indonesia Raya setiap pukul 10.00

 

 

2.    Penanaman nilai budi pekerti/karakter.

Kegiatan aksi nyata ini melalui pembiasaan 5S (salam, senyum, sapa, sopan dan santun). Setiap pagi guru menyambut siswa dengan hangat mengajak siswa untuk selalu memberikan salam, senyum dan sapa. Mengajar siswa selalu menerapkan budaya sopan dan santun yang ditanamkan saat di kelas maupun saat amanat dalam upacara bendera. Jika sering dilakukan maka semua warga sekolah terutama murid-murid akan terbiasa dan tertanam dalam karakter mereka.

 

Gambar 2. Kegiatan 5S

 

3.    Pembimbingan akademik dan non akademik kepada siswa

Kegiatan pembimbingan siswa dalam mengikuti lomba non akademik merupakan juga kegiatan penanaman dan pembimbingan kecakapan hidup juga merupakan kompetensi yang penting dikuasai murid untuk kehidupannya kelak. Kegiatan berupa pembimbingan mendongeng dan menulis aksara jawa. Kegiatan ini juga menanamkan sikap kritis dan kemandirian.

  

Gambar 3. Kegiatan pembimbingan non akademik

 

 

D.    Ide atau Gagasan yang Timbul selama Penerapan

    Dalam menerapkan suatu konsep pemikiran tentunya mengalami perubahan dan perkembangan. Ada banyak ide atau gagasan yang timbul selama penerapan praktik baik. Beberapa ide atau gagasan yang timbil antara lain:

1.    Dalam penanaman nasionalisme dapat dilakukan melalui pembiasaan membacakan teks Pancasila setiap hari secara bergilir bagi siswa kelas 1, 2 dan 3. Sementara untuk kelas 4, 5 dan 6 pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diakhiri dengan lagu Bagimu Negeri atau lagu-lagu nasional yang lain.

2.    Dalam penanaman rasa nasionalisme juga dapat dilakukan melalui pembiasaan mempelajari budaya lokal seperti tembang macapat agar tertanam mencintai budaya sendiri

3.    Dalam penanaman nilai budi pekerti/karakter perlu untuk menyusun jadwal guru piket untuk menyambut siswa di padi hari sebelum masuk sekolah.

4.    Dalam pelaksanaan pembimbingan akademik dan non akademik kepada siswa diperlukan kegiatan yang rutin dilakukan sehingga pembimbingan dilakukan hanya saat siswa akan menghadapi kegiatan atau perlombaan.

 

 E.     Refleksi Aksi Nyata

Setelah melaksanakan berbagai aksi nyata tentunya ada beberapa yang sudah terlaksana, namun demikian ada yang belum terlaksana dengan baik.

Untuk yang sudah terlaksana dengan baik ada beberapa aksi nyata yaitu pembiasaan penanaman nasionalisme melalui mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu nasional secara rutin, penanaman nilai budi pekerti/karakter melalui pembiasaan 5S (salam, senyum, sapa, sopan dan santun).

Namun demikian untuk beberapa aksi nyata yang belum terlaksana dengan baik yaitu seperti desain/penataan lingkungan pembelajaran yang ramah anak dan pembiasaan penanaman kesadaran terhadap lingkungan atau 5K. Untuk aksi nyata yang belum terlaksana dengan baik tersebut perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara rutin. Hal ini merupakan tantangan yang harus diatasi. Untuk diperlukan tindak lanjut dengan cara bekerja sama dan berkooordinasi dengan para guru agar berbagai praktik baik yang belum terlaksana dapat dilaksanakan secara optimal.

 

F.     Testimoni/Kesan-kesan dari Pelaksanaan Aksi Nyata

Dari berbagai pelaksanaan praktik baik sebagai aksi nyata dari pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara di sekolah, berikut ini ada beberapa rangkuman testimoni atau kesan-kesan dari para guru. Untuk beberapa kesan dari para guru antara lain:

Dari Bapak Satir, yang mengemukakan bahwa kegiatan aksi nyata yang dilakukan oleh Bapak Tri Adi Susanto telah memberikan sumbangan pemikiran yang baik demi tertanamnya karakter yang positif dan  membiasakan siswa untuk melakukan slogan 5S.

Testimoni dari Bapak Didik Pariyanto yang menyampaikan bahwa dalam penanaman nasionalisme yang telah dilakukan melalui pembiasaan membacakan teks Pancasila setiap hari secara bergilir bagi siswa kelas 1, 2 dan 3. Sementara untuk kelas 4, 5 dan 6 pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diakhiri dengan lagu Bagimu Negeri atau lagu-lagu nasional yang lain ternyata dapat diterapkan dengan baik. Hal ini memiliki dampak yang positif demi tertanamnya rasa nasionalisme pada diri murid.

.

0 comments:

Posting Komentar

Profil

Foto saya
Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia
Saya, Tri Adi Susanto adalah seorang Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan