Just another free Blogger theme

"Ajar ilmu saking kamardikaning ati" di BLOGNYA Mas Tri Adi Susanto CGP 08

KEGIATAN PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

  • Lokakarya
  • Pendampingan Individu

Senin, 24 Juli 2023

 PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

AKSI NYATA 1.4


 Oleh: Tri Adi Susanto

Peserta PGP Angkatan 8 Kelas 38 A2

 A.    Latar Belakang

Untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki karakter kuat, sesuai profil pelajar pancasila yang dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan di Indonesia, penerapan budaya positif di sekolah sangatlah penting. Dalam menciptakan budaya positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, nyaman dan aman agar peserta didik mampu berfikir, bertindak, dan mencipta secara merdeka, mandiri, dan bertanggungjawab. Lantas, apa itu budaya positif?

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Dalam budaya positif ada unsur disiplin positif. Diperlukan untuk meninjau ulang bentuk disiplin yang selama ini dijalankan di sekolah. Dalam menanamkan disiplin belum berdasarkan motivasi internal, di mana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut sistem penghargaan dan hukuman. Model disiplin yang dibangun saat ini masih banyak yang belum berpihak pada siswa. Masih banyak juga posisi kontrol guru belum sampai pada tahap manajer melainkan sebagai penghukum dan pembuat siswa merasa bersalah.

Sebagai seorang guru yang memiliki tugas sebagai pendidikan dan pengajar, tujuan kita yaitu menciptakan murid-murid yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi internal. Murid yang memiliki disiplin diri sejatinya mampu bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Peran kita sebagai pendidik harus dapat menumbuhkan disiplin diri pada diri siswa sehingga siswa mampu menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna, mampu mengontrol diri, mampu menguasai diri dalam memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang dihargai.

Harapannya, budaya positif yang sudah ada di sekolah dapat berkembang menjadi karakter semua warga sekolah. Untuk itu diperlukan kesadaran semua pendidik dalam menumbuhkembangkan budaya positif untuk mewujudkan karakter profil pelajar pancasila. Berdasarkan paparan di atas diperlukan sosialisasi dan deseminasi mengenai budaya positif sehingga para guru dapat berkolaborasi dalam menerapkan disiplin restitusi di posisi monitor dan manajer sehingga lingkungan yang positif, aman dan nyaman dapat terwujud. Selain itu, praktik baik penyusunan keyakinan kelas perlu dilakukan implementasi budaya positif sebagai aksi nyata penerapan budaya positif.

B.    B. Praktik Baik yang Diharapkan (Perencanaan)

Dalam mengimplementasikan budaya positif, harapan saya dapat melakukan kegiatan yaitu menyampaikan pembelajaran dari penerapan konsep inti dari modul budaya positif serta pemahaman mereka mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif, melalui praktik baik:

1.    mengimplementasikan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif di lingkungan kelas, sesuai yang dibuat di tahap Koneksi Antarmateri

2.    membagikan pemahaman dan pengalaman dalam menerapkannya kepada rekan-rekan guru.

 

C.    C. Praktik Baik yang Dilakukan (Penerapan)

Prakttik baik yang dilakukan sebagai bentuk aksi nyata dapat saya deskripsikan sebagai berikut:

1.    Penyusunan Keyakinan Kelas dengan Siswa

Judul Kegiatan     :    Penyusunan Keyakinan Kelas V di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun

Peserta                      :    Siswa Kelas V

Waktu Pelaksanaan :    Tanggal, 18 Juli 2023

Latar Belakang         :    Pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan baik jika didukung penerapan budaya positif. Dengan budaya positif, akan terwujud pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga siswa bisa belajar dengan aman, nyaman, dan senang. Untuk mendukung terwujudnya budaya positif di sekolah perlu adanya pembentukan keyakinan kelas. Keyakinan kelas berupa nilai-nilai yang universal, mudah dipahami, dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang digunakan mudah dipahami, bernuansa positif, dibuat agar mudah dilihat/dibaca, dipahami, diterapkan dan direfleksikan atau direnungkan secara berkala, dan dapat ditinjau ulang untuk dilakukan pengembangan, perubahan atau perbaikan. Keyakinan kelas di SD N 1 Mlowokarangtalun belum dilaksanakan untuk setiap kelas dan masih berupa peraturan/tata tertib. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembuatan keyakinan kelas.

Tujuan            :    Secara bersama-sama siswa didampingi oleh guru dapat  merumuskan dan menyusun keyakinan kelas yang disepakati sehingga bisa diterapkan di kelas dan lingkungan sekolah.

Tolok Ukur                :   

a.     Terbentuknya keyakinan kelas oleh siswa bersama guru.

b.    Poster atau dokumen keyakinan kelas yang dipajang di kelas.

 

Lini Masa Tindakan  :   

a.     Tanya jawab dengan siswa mengenai kelas impian yang mereka inginkan.

b.    Diskusi mengenai cara/langkah untuk mencapai kelas impian mereka.

c.     Menuliskan dan menuliskan gagasan mengenai keyakinan kelas dari peraturan-peraturan sekolah

d.    Membuat simpulan dengan merumuskan keyakinan kelas mengenai ide-ide yang dikemukakan.

e.     Membuat poster/Info Grafis keyakinan kelas yang telah disusun dengan Canva dll.

f.      Refleksi kegiatan hari itu.

 

Dukungan yang dibutuhkan :    

a.     Izin/rekomendasi atasan.

b.    Dukungan dari rekan sejawat/guru untuk menerapkan praktik baik di kelas.

c.     Sarana dan prasarana kegiatan.

 

Deskripsi Kegiatan :

Kegiatan praktik baik penyusunan keyakinan kelas dimulai dengan membuat perencanaan dan meminta izin kepada atasan. Setelah dipersiapkan dengan baik sarana dan prasarana serta bahan-bahan yang dibutuhkan seperti ATK, saya menentukan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas V. Pelaksanaan dilakukan pada hari Selasa, 18 Juli 2023.

Pada kegiatan ini, saya bersama murid-murid kelas V SD Negeri 1 Mlowokarangtalun melaksanakan penyusunan keyakinan kelas. Pada pelaksanaannya dihadiri oleh 34 murid. Mereka sangat antusias mengikuti pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik dan sesuai perencanaan.

Dalam kegiatan ini diawali dengan ice breacking melakukan game dan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menyusun keyakinan kelas dimulai dari menempelkan berbagai peraturan di sekolah. Setelah dilakukan kegiatan menempel pos it  kemudian guru mengajak mengidentifikasi mana-mana yang sama kemudian diambil yang relevan dengan kelas. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan menyusun aturan yang disepakati untuk dijadikan keyakinan kelas dan ditambah yang belum ada. Keyakinan kelas yang disepakati ini nantinya akan dibuat ke dalam poster/info grafis. Pada kegiatan akhir ditutup dengan refleksi yang menanyakan kepada siswa mengenai kegiatan hari itu. Refleksi dilakukan dengan menanyakan kepada murid dengan pertanyaan sebagai berikut:

Aku hari ini belajar ….

Setelah merumuskan keyakinan kelas perasaanku ….

Sebelumnya saya berpikir bahwa keyakinan kelas dibuat oleh …, namun sekarang aku tahu bahwa keyakinan kelas disusun/dirumuskan  oleh ….

Bersama teman-taman, keyakinan kelas yang telah tersusun akan ….

 

 

Dokumentasi kegiatan:

Jalannya kegiatan penyususnan keyakinan kelas bersama siswa dapat dilihat pada link berikut: https://youtu.be/JqzatxbXNbk


 

2.    Sosialisasi Budaya Positif

Judul Kegiatan     :    Sosialisasi Budaya Positif (Pembuatan Keyakinan Kelas dan Penerapan Segitiga Restitusi) di Sekolah

Peserta                   :    Guru di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun dan di Gugus Handayani

Waktu Pelaksanaan :    Tanggal, 22 Juli 2023

Latar Belakang     :    Pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan baik jika didukung penerapan budaya positif. Dengan budaya positif, akan terwujud pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga siswa bisa belajar dengan aman, nyaman, dan senang. Untuk mendukung terwujudnya budaya positif di sekolah perlu adanya pembentukan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. Di SD N 1 Mlowokarangtalun tidak semua guru paham tentang keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi tentang pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi bagi para guru di SD N 1 Mlowokarangtalun.

Tujuan                      :    Tujuan dari aksi nyata adalah guru mendapatkan pemahaman mengenai keyakinan kelas dan segitiga restitusi sehingga bisa diterapkan di sekolah untuk mendukung terwujudnya budaya positif.

Tolok Ukur                :   

a.     Guru memahami konsep pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi.

b.    Adanya poster atau dokumen keyakinan kelas yang dipajang di setiap kelas.

c.     Guru mampu menerapkan segitiga restitusi saat menangani permasalahan siswa.

 

Lini Masa Tindakan  :   

a.     Membuat perencanaan kegiatan

b.    Membuat materi tentang budaya positif dalam bentuk slide Powerpoint

c.     Berkonsultasi dengan korwilcam/pengawas/kepala sekolah/guru senior untuk mendapatkan masukan mengenai materi yang sudah dibuat dan penentuan jadwal sosialisasi

d.    Bekerja sama dengan petugas sarana prasarana untuk mempersiapkan ruang presentasi

e.     Melaksanakan presentasi/sosialisasi

f.      Refleksi kegiatan.

 

Dukungan yang dibutuhkan :    

a.     Izin/rekomendasi atasan.

b.    Dukungan dari rekan sejawat/guru untuk mengikuti kegiatan deseminasi dan sosialisasi.

c.     Sarana prasarana dan petugas/rekan yang mendukung pelaksanaan sosialisasi.

 

Deskripsi Kegiatan :

Kegiatan deseminasi dan sosialisasi mengenai budaya positif di sekolah dimulai dengan membuat perencanaan dan meminta izin kepada atasan. Selanjutnya setelah dipersiapkan dengan baik bahan-bahan presentasi, saya menentukan waktu pelaksanaan dengan mencari waktu setelah kegiatan pembelajaran agar tidak mengganggu kegiatan rutin sekolah. Pelaksanaan dilakukan pada hari Sabtu, 22 Juli 2023 setelah pukul 12.00.

Pada kegiatan ini saya mengundang guru-guru SD Negeri 1 Mlowokarangtalun dan guru-guru SD Negeri 1 Jatiharjo untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Pada pelaksanaannya dihadiri oleh dua belas guru kelas dan guru mata pelajaran. Rekan-rekan yang hadir sangat mendukung kegiatan sehingga kegiatan berjalan dengan baik dan sesuai perencanaan.

Dalam kegiatan ini diawali dengan ice breacking dan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menyampaikan penerapan budaya positif di sekolah. Pada kegiatan ini materi yang saya sampaikan meliputi: disiplin positif, teori kontrol,  lima posisi guru, hukuman-penghargaan-resistensi dan kesepakatan kelas. Pada kegiatan akhir ditutup dengan refleksi.

 

Dokumentasi kegiatan:

Jalannya kegiatan deseminasi dan sosialisasi mengenai budaya positif di sekolah ini dapat dilihat pada link berikut: https://youtu.be/6XUyGvt6qns

 



D.    D. Ide atau Gagasan yang Timbul selama Penerapan

Dalam menerapkan budaya positif di sekolah pastilah mengalami perubahan dan mengalami perkembangan. Berbagai ide atau gagasan yang timbul selama penerapan praktik baik antara lain:

1.    Dalam kegiatan ini diperlukan koordinasi dan kolaborasi antarguru di sekolah dan lintas sekolah serta melibatkan pihak luar baik akademisi maupun praktisi agar kegiatan lebih berkualitas.

2.    Untuk sekala lebih besar dalam menangani sebuah kegiatan, diperlukan persiapan lebih matang agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan optimal, seperti: dibentuk panitia/seksi, menyiapkan sarana dan prasarana yang lengkap.

3.    Tindak lanjut praktik baik penyusunan keyakinan di kelas dapat dilakukan dengan membuat keyakinan kelas dalam bentuk infografis/poster yang ditempatkan di kelas.

 E.     Refleksi Aksi Nyata

Setelah kegiatan praktik baik sebagai bagian dari aksi nyata ini dilaksanakan tentunya ada beberapa yang sudah terlaksana dengan baik, namun demikian ada yang belum terlaksana dengan baik.  Untuk yang sudah terlaksana dengan baik yaitu kegiatan deseminasi dan sosialisasi sudah dilaksanakan sesuai jadwal dan peserta lebih dari sepuluh orang. Untuk penyusunan keyakinan kelas sudah terlaksana dengan waktu yang relatif cukup dan aktivitas cukup baik. Murid merasa senang dilibatkan dan mereka antusias mengikuti kegiatan.

Beberapa aksi nyata yang belum terlaksana dengan baik yaitu belum adanya praktik dalam kegiatan sosialisasi ini sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut di luar sosialisasi agar para peserta lebih dapat memahami mengenai praktik segitiga restitusi dan pembentukan keyakinan kelas. Praktik baik yang belum terlaksana tersebut dapat ditingkatkan dan dilaksanakan di lain waktu, misalnya lewat kegiatan kolektif guru di KKG. Hal ini merupakan tantangan yang harus diatasi dan diperlukan tindak lanjut dengan cara berkooordinasi dengan komunitas praktisi di luar sekolah agar berbagai praktik baik yang belum terlaksana dapat dilaksanakan secara optimal di lintas sekolah. Untuk praktik penyusunan keyakinan kelas masih ada aktivitas yang kurang yaitu menuliskan keyakikan kelas secara bergantian sehingga murid benar-benar aktiv dan mendalami dengan baik.

F.    F. Testimoni/Kesan-kesan dari Pelaksanaan Aksi Nyata

Dalam pelaksanaan praktik baik sebagai aksi nyata dari penerapan budaya positif di sekolah, berikut ini ada beberapa rangkuman testimoni atau kesan-kesan dari para guru dalam menanggapi hasil karya saya sebagai berikut:

    1. Dari Ibu Dynna Fitria Cahyono Putri, S.Pd. yang mengemukakan bahwa Karya ini sangat menginspirasi bagi saya. Saya bisa banyak belajar mengenai disiplin positif yang akan saya terapkan kepada anak didik saya.
    2. Dari Ibu Indri Haryanti, S.Pd. yang mengemukakan bahwa Karya ini begitu menginspirasi saya sebagai pendidik untuk bisa melakukan hal yang sama. Selain itu sangat bermanfaat dan terus selalu berkarya dengan ide-ide yang bisa menginspiratif.
    3. Dari Ibu Karyani, S.Pd.SD mengemukakan bahwa karya ini sangat memotivasi saya sebagai guru untuk menerapkan budaya positif khususnya di kelas saya. Selain itu, saran yang diberikan yaitu perlu dikembangkan lagi supaya lebih optimal.

Sabtu, 22 Juli 2023

 1.4.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.4

Durasi :  4 JP 
Moda: Mandiri

Tujuan Pembelajaran KhususCGP dapat mempraktikan pemahaman mereka tentang penerapan segitiga restitusi dengan murid di sekolahnya.

Setelah mempelajari konsep-konsep inti dalam modul ini, CGP mendemonstrasikan pemahaman secara kontekstual atau di ranah sekolah.

Pada tahap demonstrasi kontekstual ini, Anda akan melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu murid di sekolah Anda dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

  1. Buatlah skenario lengkap untuk melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap dua (2) kasus mengenai murid yang melanggar peraturan di sekolah Anda. 
  2. Ajaklah satu murid Anda untuk melakukan praktik segitiga restitusi tersebut.
  3. Lakukan praktik segitiga restitusi. Minta tanggapan murid Anda mengenai perasaan mereka ketika Anda melakukan praktik segitiga restitusi itu. 
  4. Rekamlah praktik segitiga restitusi sesuai dengan skenario yang telah dibuat beserta tanggapan dari murid Anda dalam bentuk video.
  5. Unggah video praktik segitiga restitusi ke kanal YouTube/Google Drive Anda dan sematkan tautannya pada LMS.
  6. Perhatikan rubrik penilaian untuk demonstrasi kontekstual yang telah disediakan dibawah.

Link Demonstrasi Kontekstual dan Praktik Segitiga Restitusi


Selamat mengimplementasikan Segitiga Restitusi dalam pendidikan dan pembelajaran di sekolah. 



1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - 

Presentasi dan Diskusi

Jumat, 7 Juli 2023

Durasi : 3 JP
Moda :  Presentasi dan Diskusi 

Pada sesi dua di ruang kolaborasi ini, CGP akan berdiskusi secara virtual bersama fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Setiap kelompok akan menyajikan hasil analisis studi kasus yang telah didiskusikan dalam kerja kelompok sebelumnya.
  2. Setiap kelompok penyaji akan mendapatkan satu kelompok hadirin yang bertugas memberikan tanggapan atau masukan konstruktif atas presentasi kelompok penyaji. Tentunya setelahnya kelompok lain dipersilakan memberikan tanggapan mereka juga.

Perhatikan rubrik penilaian forum diskusi pada Rubrik Penilaian Ruang Kolaborasi.



Materi Presentasi Hasil Analisis Studi Kasus



Pada sesi ruang kolaborasi presentasi dan diskusi ini ada saling memberi tanggapan. Hal ini berdampak positif bagi setiap peserta karena membuat kami semakin tajam atau terasah dalam menganalisis kasus dan mencari pemecahan masalah yang tepat.

Minggu, 02 Juli 2023

 1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3

Durasi : 2 JP
Moda : Mandiri

Tujuan Pembelajaran: CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari dan materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif. 

  • Di tahap ini, CGP diminta untuk merefleksikan dan mengaitkan pemahaman antar modul yang telah dipelajari hingga kini, dengan merespon pertanyaan berikut: "Apa yang CGP pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah?
  • CGP merevisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah dibuat berdasarkan jawaban pertanyaan di atas, ke dalam sebuah VISI yang membuat bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya
Untuk memahami koneksi antarmateri di modul 1.1, 1.2, dan 1.3 dapat dilihat pada video berikut ini: 

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.


 1.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3


Durasi : 4 JP
Moda:  Penugasan mandiri

Tujuan Pembelajaran:

  1. CGP mempraktekan penerapan paradigma Inkuiri Apresiatif untuk mengidentifikasi potensi diri dan membuat kalimat prakarsa perubahannya.
  2. CGP menyusun BAGJA menurut kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat untuk kemudian menjalankannya.
Pada tugas Demonstrasi Kontekstual kali ini, CGP diminta membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan B-A-G-J-A untuk mulai melakukan perubahan pada diri sendiri sehingga semakin berdaya dalam berpihak pada murid. Temukan potensi dan kekuatan, juga hal baru dalam diri yang dapat membawa manfaat untuk murid.

Berikut ini merupakan hasil demonstrasi kontekstual modul 1.3:






 

1.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi Modul 1.3 - Presentasi dan Umpan Balik

Selasa, 20 Juni 2023

Durasi : 3 JP
Moda :  pertemuan tatap maya 

PRESENTASI PERNYATAAN PRAKARSA PERUBAHAN

Pada tahap berikutnya, dengan panduan fasilitator, CGP mempresentasikan serta saling memberikan umpan balik atas visi, pernyataan prakarsa perubahan, dan rencana BAGJA yang dihasilkan oleh kelompok kepada kelompok yang lain. Diskusi ini dilakukan secara sinkronus.

Untuk kegiatan melalui vicon tatap maya dengan jadwal

Kelas B : 12.15 - 14.30

Kelas A : 15.00 - 17.15

Gambaran presentasi dapat dilihat dalam REKAMAN berikut: 



Untuk hasil Presentasi Kelompok 2 format pdf, sedangkan untuk format ppt dapat dilihat di link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/1jl65mWK18YIsvmztzk4-XXDzyRVNMe1L/edit?usp=sharing&ouid=105660791615085405805&rtpof=true&sd=true .


Demikianlah paparan/presentasi mengenai visi, pernyataan prakarsa perubahan, dan rencana BAGJA.


 1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3

Tujuan Pembelajaran: CGP mampu merumuskan visi pribadi mengenai murid dan sekolah yang menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila.

Assignment


Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntuntumbuhnya kodrat itu.

Ki Hajar Dewantara


Dalam Pembelajaran 1 ini kita akan menggali pemahaman kita atas visi. Pada masa kecil, kita pernah ditanya mengenai cita-cita. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mau jadi apa jika sudah besar?”. Pada masa itu, sebagian besar dari kita dapat menjawab dengan percaya diri. Kita menjawab dengan bersemangat tentang profesi yang ingin kita geluti di masa depan. Padahal, kita belum tahu apakah hal itu dapat dicapai atau tidak. Seperti itulah visi. 

Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya.

Pada kegiatan 1 ini kita membuat “gambar” yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. 

        

Kegiatan 2 kita mengkapi kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan pikiran, sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang murid dan sekolah yang idam-idamkan. Sebuah sekolah yang berpihak pada murid, dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.

Saya memimpikan murid-murid yang ……………………………
Saya percaya bahwa murid adalah ……………………………....
Di sekolah, saya mengutamakan …………………………………
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa ………………………
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk ………………
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa ……………

                                                

Pada kegiatan 3, menyusun rumusan VISI CGP dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu masing-masing. 

Sebagai guru dan Guru Penggerak, kelak akan terlibat dalam proses menyusun atau menelaah kembali visi sekolah. Diharapkan, proses belajar dalam modul ini dapat menguatkan CGP sehingga membantu sekolah melihat pentingnya melibatkan murid dan komunitas sekolah dalam merumuskan visi sekolah.


Kanvas Refleksi Diri Mulai dari Diri Modul 1.3










Profil

Foto saya
Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia
Saya, Tri Adi Susanto adalah seorang Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan